Kenapa Godzilla (2014) Sebetulnya Nggak Bagus-Bagus Amat

godzilla_2014_poster_51784Bagi sebagian orang, yang di masa kecilnya beruntung mengenal Godzilla, film Godzilla versi Hollywood keluaran terbaru ini jelas sangat ditunggu-tunggu. Pun demikian dengan saya. Apalagi dengan banyaknya poster-poster keren dari film ini yang beredar di Twitter, plus trailer yang juga menarik karena tak memperlihatkan sosok Godzilla secara utuh melainkan hanya sebagian bagian tubuhnya, yang memancing ketertarikan kita untuk menonton film ini.

Sayangnya ekspektasi saya yang sedemikian tinggi dikhianati oleh sang film sendiri. Ada kelemahan fatal yang betul-betul menganggu saya sedari awal film: bahwa pengembangan karakter, dialog, dan kisah dramanya secara keseluruhan begitu lemah (jika kata ‘buruk’ dianggap terlalu kasar). Perhatikan, misalnya, dialog yang terjadi antara Ford dan istrinya yang begitu cheesy dan klise. Lihat juga bagaimana karakter Ford dan Serizawa, yang seharusnya jadi dua tokoh sentral di film ini (selain Godzilla dan MUTO-nya sendiri tentu), benar-benar tidak kuat. Dr. Serizawa, yang diperankan Ken Watanabe dan membuat saya berpikir apa tidak ada aktor Jepang di Hollywood selain dia, malah sangat parah: sebagai ilmuwan, ia tidak bisa memberikan analisis apa-apa soal Godzilla dan MUTO, sesuatu yang normalnya, dan seharusnya, ia berikan. Yang dilakukan Watanabe sebagai Serizawa hanya memperlihatkan muka sedih, terkejut, lalu sedih, kemudian terkejut lagi, dan seterusnya.

Begitu lemahnya drama antar manusia yang sejatinya hendak dijadikan kisah utama dalam film ini membuat mood saya menurun drastis. Oke, adegan perkelahian antara Godzilla dan MUTO-nya memang epik, dan bagaimana MUTO jantan dan betina bertemu lalu ciuman itu amatlah absurd, dalam artian menarik, tapi semuanya dirusak oleh lemahnya karakter dan dialog tokoh-tokoh dalam film ini.

locke-poster-italiano

Apalagi sehari setelah menonton film itu, saya menonton film ‘Locke’, film yang mungkin akan mengingatkan kita pada Phone Booth (2002). Film yang kisahnya hanya terjadi di satu tempat, yaitu di dalam mobil sang tokoh utama, Ivan Locke, tapi melibatkan cukup banyak karakter lewat pembicaraan telepon Locke di dalam mobil dalam perjalanannya menuju London tersebut. Film yang murah dalam hal ongkos produksi, tetapi sebetulnya rumit untuk digarap karena memerlukan script yang sangat kuat dari segi ide, dialog, dan karakternya, dan harus diperankan dengan kuat juga oleh aktornya. Dan script film ini memenuhi syarat-syarat tersebut, sementara Tom Hardy memerankan karakter Ivan Locke dan berakting sendirian di dalam mobil dengan brilian.

Dan menonton film ini setelah Godzilla, yang tak memenuhi syarat-syarat film dengan cerita yang bagus seperti Locke, adalah sebuah kesalahan. Inilah kenapa saya menjadi kurang menyukai Godzilla – meski sesungguhnya 1/3 terakhir film tersebut sangat bagus.

Leave a comment